Penulis : Irma Ismail (Penulis dan Aktivis Muslimah Peduli Generasi)
Deflasi, sebuah istilah ekonomi yang menggambarkan situasi keadaan perekonomian di sebuah negeri , di mana harga barang dan jasa secara umum mengalami penurunan dalam jangka waktu tertentu dan jika deflasi ini terjadi secara beruntun maka ini bukanlah kabar baik tetapi sebenarnya adalah alarm tanda bahaya.
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mencatat telah terjadi deflasi atau penurunan harga komoditas yang terjadi selama lima bulan berturut-turut di Indonesia. Berawal dari bulan Mei sebesar 0,03% hingga di per September sebesar 0,12%. Harga barang turun imbas permintaan pasar yang juga menurun, hal ini karena daya beli masyarakat juga menurun. Artinya uang masyarakat sedikit karena pendapatan mereka juga sedikit.
Humas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Bagoes Fikri menyampaikan bahwa deflasi yang terjadi di Kaltim adalah defllasi rendah dan terjadi karena pasokan pangan yang melimpah saat masa panen terjadi dan ini berbeda dengan di Pulau Jawa dimana deflasi terjadi karena penurunan daya beli.(Kaltimkece 14/10/2024)
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan, Indonesia deflasi lima bulan akibat melemahnya permintaan barang dan jasa oleh publik secara berturut-turut. Ekonomi Indonesia memburuk karena beberapa hal seperti kenaikan upah pekerja terlalu kecil, efek suku bunga tinggi, serta lapangan kerja terbatas di sektor formal. Selain itu, Indonesia juga masih mengalami banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.(Kompas.com 5/10/2024)
Kementerian Ketenagakerjaan mencatat lebih dari 52.000 tenaga kerja terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada periode januari sampai September 2024. Per 1 Oktober 2024, Kemnaker mencatat 52.993 tenaga kerja terimbas dampak PHK. Hal ini dilakukan karena menurunnya daya beli masyarakat yang mengakibatkan stok produk menumpuk dan ini mendorong pelaku usaha (perusahaan) menjual produknya dengan harga yang murah. Maka untuk mengimbangi biaya produksi yang terus naik, pihak perusahaan cenderung mengambil langkah PHK untuk menyelamatkan perusahannya.
Menurut ekonom dari Bright Institute, Muhammad Andri Perdana, sekilas deflasi tampak menguntungkan karena harga barang dan jasa jadi lebih terjangkau oleh konsumen, namun sebenarnya berbahaya terlebih jika terjadi beruntun dan terus menerus. Sebabnya, hal ini adalah indikator pendapatan atau uang di masyarakat sudah semakin langka.
Akibat dari deflasi ini banyaknya kasus PHK dikarenakan perusahaan yang tak sanggup membiayai produksi karena daya beli yang menurun. Hal ini menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan rakyat semakin meningkat, kemiskinaan mendera. Selain kebutuhan pangan yang tidak terpenuhi ternyata kebutuhan akan rasa aman pun tidak di dapat. Kemiskinan yang berbanding lurus dengan tingkat krimimalitas dan problematika social lainnya yang juga semakin meningkat.
Lantas apa pangkal masalah dari semua ini ?
Buruknya kondisi perekonomian saat ini tidak lepas dari kepemimpinan ekonomi kapitalisme yang menjadi dasar dari perekonomian negri ini. System ini menjadikan negara sebagai perantara atau regulator bagi kepentingan kapitalis atau pemilik modal. Nampak dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan demi kepentingan pemilik modal, UU Omnibus contohnya.
System inipun memberikan kebebasan dalam hal kepemilikan. Maka akan dilihat bagaimana privatisasi dan liberalisasi SDA semakin mudah dikuasai swasta dan menjadi legal, akibatnya pemasukan negara menjadi tidak sebanding dengan hasil SDA yang ada.
Selain itu negara dengan ekonomi kapitalisnya menjadikan pajak sebagai penopang berjalannya roda pemerintahan. Pajak dan riba adalahh ruh dalam system kapitalisme. Beragam pajak yang dibebankan kepada rakyat jelas semakin membuat daya beli menjadi terjun bebas. System inipun menjalankan kemandirian kepada rakyatnta, maka tak heran jika semakin lama pemberian subsidi kepada rakyat akan di kurangi dalam semua sektor.
Oleh karena itu semakin jelas bahwa persoalan deflasi karena keberadaan system ekonomi kapitalis yang tidak mampu memberikan solusinya. Bila deflasi ini terus berlanjut, maka dapat dipastikan pengangguran akan meningkat, ekonomi tidak berkembang, dan masyarakat tidak akan membelanjakan uangnya karena kondisi ekonomi yang sulit. Ini menggambarkan rapuhnya pondasi ekonomi kapitalisme yang sekarang sedang diterapkan oleh dunia di abad ini.
Bagaimana Solusi dalam Islam
Islam adalah ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia, memberikan solusi atas berbagai macam problematika kehidupan. System ekonomi Islam menjadikan negara sebagai sentral dalam mengurusi rakyatnya.
Dalam bidang ekonomi, tidak hanya fokus mengembangkan ekonominya tetapi juga memperhatikan manusianya, memastikan bahwa para suami atau laki-laki dewasa yang mampu akan menjalankan tugasnya sebagai pencari nafkah.
Maka negara akan berupaya menciptakan dan membuka lebar lapangan pekerjaan. Hal yang sangat mungkin dikarenakan SDA yang besar akan dikelola dan dikendalikan oleh negara, ini tentunya akan membuka lapangan pekerjaan yang luas karena eksplorasi dan eksploitasi SDA membutuhkan banyak SDM.
Selain itu kebijakan system ekonomi Islam yang independent membuat semua kebijakan demi kepentingan rakyat dan tidak bisa diintervensi pihak manapun, kebijakan dibuat untuk memudahkan rakyat bekerja dan mendapatkan upah yang layak.
Islam akan menjamin kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi oleh negara, sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan. Pembiayaan semua ini akan di ambil dari Baitulmal. Baitulmal menjadi tempat untuk menampung dan mendistribusikan kekayaan negara. Pemasukan yang berasal dari ghanimah, jizyah, usyr, kharaj, fa’i, zakat, seperlima harta rikaz dan harta-harta ini diambil secara kontinu (tetap), sama saja apakah ada keperluan atau tidak. Baitulmal yang kuat dengan pemasukan yang melimpah akan meniscayakan seluruh aset umat berada di bawah tata kelola negara bukan swasta.
Ketika hasil panen melimpah, maka negara akan menampung dan memberikan ke wilayah lain yang memerlukan, sebagaimana yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khathab yang memperhatikan kondisi pasar-pasar di kota Madinah. Kemudian melakukan penormalan harga bahan pangan melalui subsidi silang. Kelebihan bahan pangan ini diberikan secara gratis dan dikelola untuk dapat menormalkan kembali harga di pasaran. Di Madinah, mereka yang memiliki kemampuan untuk membeli bahan pangan dapat memperoleh harga yang wajar, bahkan bisa sama dengan di Mesir sebagai tempat yang menghasilkannya.
Satu hal yang menarik, yang dilakukan oleh Umar bin Khathab terkait tunjangan penyusuan anak yang awalnya akan diberikan kepada anak yang telah berhenti menyusu saja. Akan tetapi setelah melihat fakta banyaknya ibu-ibu yang buru-buru menyapih agar mendapatkan tunjangan, akhirnya Umar bin Khathab mengubah dengan memberikan tunjangan sejak bayi dilahirkan. Semua ini dilakukan sebagai pertanggung jawaban dalam memenuhi kebutuhan pokok rakyat, dalam hal ini bayi yang masih belum bisa apa-apa sudah mendapat perhatian dan diberikan haknya.
Sungguh indah hidup dalam sebuah system kehidupan yang aturannya sesuai dengan fitrah manusia yang memberikan solusi atas seluruh problematika kehidupan. Semua itu akan terwujud jika sebagai muslim bisa berpikir dengan jernih dan mendalam, bahwa kehidupan ini akan menjadi hidup yang penuh keberkahan dan rahmat bagi segenap alam jika aturan Allah ini dilaksanakan secara menyeluruh dan sempurna.
Maka mewujudkan semua itu adalah hal yang harus menjadi cita-cita kaum muslim, diwujudkan dalam sebuah institusi negara yaitu Daulah Khilafah.