BARANEWS – Tonggak peradaban masa depan adalah remaja, berbagai tanggung jawab dibebankan pada kaum muda ini, berharap terjadi perubahan lebih baik. Tapi nampaknya harapan itu akan menjadi angan – angan saja, bagaimana tidak remaja saat ini identik dengan tawuran dan kenakalan remaja lainnnya.
Baru – baru ini Polresta Samarinda, Personil Samapta Polresta Samarinda bertindak cepat setelah mendapatkan laporan dari masyarakat.
Kasus ini terjadi pada hari jumat siang , pukul 11.30 WITA. Tawuran ini melibatkan siswa dari SMPN 21 dan SMPN 9 Samarinda di Jalan Tongkol , tepat di depan SMPN 21 Samarinda. Sabtu ( 17/08).
Tim kepolisian di Samarinda melakukan kunjungan ke beberapa sekolah untuk melakukan penyuluhan melalui apel pembinaan. Hal tersebut dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya tawuran pelajar dan kenakan remaja lainnya . Inti pembinaan berhubungan dengan tertib berlalu lintas, bahaya narkoba, dan tawuran pelajar.
Dalam kegiatan yang dilakukan, Iptu Kasidi , SH menghimbau kepada seluruh siswa – siswi agar mampu menjaga diri dengan baik dan tidak mudah terjerumus kedalam pergaulan yang menyesatkan.
Tawuran yang selalu terulang dari waktu kewaktu seakan mengisyaratkan kepada kita, bahwasanya negara ini abai terhadap masa depan generasi, lantas kepada siapa kita harus berharap?
Kapitalis Sekuler Biangnya
Jika kita melihat dengan teliti, ada beberapa faktor yang menyebabkan maraknya aksi tawuran remaja diantaranya kurangnya kontrol keluarga, masyarakat, juga Negara yang telah gagal dalam membina remaja saat ini. Banyaknya kasus yang terjadi pada remaja menjadi bukti kegagalan sistem kapitalisme yang diadopsi oleh negara ini. Terlebih lagi sistem pendidikan yang diterapkan tidak mampu mencetak generasi yang berkarakter dan bertakwa.
Sistem pendidikan yang diharapkan mampu membentuk kepribadian remaja sebagai agen perubahan dan pembaharuan justru menghasilkan remaja yang bermasalah. Pendidikan dalam sistem kapitalis sekuler bukannya mencetak generasi yang berkepribadian yang kuat dan bertakwa, justru menghasilkan remaja yang sebagian waktu dan tenaganya terbuang sia – sia .
Aksi tawuran pun tak lepas dari tertanamnya pemahaman sekularisme ( memisahkan agama dari kehidupan ) dalam kehidupan umat.hal ini menjadikan umat tidak memahami agama mereka sendiri, seluruh perbuatannya bersandar pada akal semata. Aturan agama tidak lagi menjadi tolak ukur perbuatannya yang menjadikan kehidupan umat semakin rusak.
Potensi dan spirit yang dimiliki generasi saat ini sebagai tonggak perubahan nyatanya mengarah kepada aktivitas yang tidak berguna, yang tertanam pada diri mereka bagaimana caranya menghasilkan materi sebanyak- banyaknya demi kesenangan semata. Pendidikan dalam sistem kapitalisme yang mengedepankan asas manfaat hanya akan melahirkan pemuda yang suka berhura- hura dan kehilangan visi akhirat,
Solusi yang ditawarkan oleh sistem demokrasi kapitalis selalu bersifat pragmatis. Problem kenakalan remaja tidak akan bisa diselesaikan hanya dengan penyuluhan , melainkan harus tuntas dari akarnya.
Islam Solusi Terbaik
Indonesia merupakan negara dengan mayoritas islam terbesar, tapi sungguh sangat disayangkan islam hanya dianggap sebagai agama ritual saja. Agama tidak boleh diikutkan dalam mengatur kehidupan, itulah sebagian besar yang difahami umat
Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna lengkap dengan aturan dalam segala aspek kehidupan. Aturan yang di terapkan sumbernya langsung dari Allah Swt.
Negara dalam hal ini yang punya wewenang penuh wajib melakukan pencegahan dengan solusi sistemis, seperti mengatur sistem pergaulan dalam islam, dan menerapkan hukum sesuai dengan yang telah disyariatkan.
Generasi yang lahir dibawa naungan sistem Islam, mencetak generasi yang senantiasa terjaga dari hal- hal yang dapat menjerumuskan kepada kemaksiatan. Generasi yang memiliki jiwa pemberani , senang berimajinasi serta berkreasi jauh dari kerusakan dan kenakalan remaja seperti tawuran.
Dalam Islam, solusi yang diberikan tidak hanya berfokus pada individu saja, tapi dibutuhkan tiga pilar dalam menuntaskan berbagai kenakalan dan kejahatan yang dilakukan remaja yaitu ,
Pertama , peran keluarga dimana islam mewajibkan tugas seorang ibu sebagai ummu warrabautul bait yang senantiasa hadir dalam mendidik, mengurusi dan membina anak- anaknya.
Kedua, peran masyarakat yang tidak kalah penting, masyarakat yang peka terhadap pelanggaran hukum syara, wajib melakukan amar ma’ruf nahi mungkar sebagai bentuk kepedulian terhadap persaudaraan sesama muslim.
Ketiga, peran negara yaang berkewajiban sebagai garda terdepan memberi perlindungan penuh dalam melindungi nyawa para remaja , menjaga dan menstabilkan kondisi negara.
Negara Islam akan menfasilitasi hal- hal yang menunjang untuk pengembangan diri remaja. Demi mengembalikan kembali kejayaan islam, maka kita butuh remaja untuk melakukan perubahan. Karena kita faham bahwa dipundak merekalah masa depan bangsa dititipkan, sudah selayaknya generasi harus dididik sesuai tuntunan syariat.
Dalam sejarah Islam, kita akan mengenang bagaimana sosok Usamah Bin Zaid disaat usinya masih 18 tahun, sebagai panglima perang termudah di zaman Rasul Saw,sosok Muhammad Al Fatih disaat usia17 tahun sebagai penakluk kota konstantinopel.
Oleh karena itu bersama dengan Islam, mari kita rangkul para pemuda untuk menuju perubahan yang lebih baik yang senantiasa berada dibawa naungan hukum yang sumbernya dari Allah Swt dan menjadikan Rasulullah sebagai teladan terbaik.
Wallahu a’lam bisowab.