Balikpapan- Warga Kelurahan Kariangau kecamatan Balik Papan Barat, kota Balik Papan Ratih Faradila bercerita bahwa ada oknum preman yang ingin merebut tanah milik keluarganya.
Di atas tanah tersebut sebelumnya berdiri sebuah pondok kecil, namun sudah di hilangkan oleh oknum preman. Bahkan beberapa hari yang lalu, Ratih Faradila mengaku juga telah membuat pagar, namun pagarnya juga dihilangkan.
“Tanah tersebut berada di depan lapangan golf RT. 8 Kelurahan Kariangau Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur,” ungkap Ratih Faradila, sebagaimana dirilis ke media ini, Jum’at 20 Desember 2024.
Ratih Faradila menjelaskan, dia sudah pernah melaporkan ke Kapolresta Balikpapan dan mengajukan sanggahan ke pihak perizinan, karena tanah ahli waris sudah di terbitkan IMTN atas nama Ibrahim Bora. Namun, tidak ada sama sekali panggilan mediasi mengenai tanah tersebut.
Ratih mengaku kaget ada oknum yang klaim tanah keluarganya. Tiba-tiba tanahnya di gusur oleh oknum preman dengan menggunakan alat berat.
“Jadi kita kaget aja kok tiba-tiba tanah nenek saya yang di rawat bertahun-tahun langsung di klaim orang. Bahkan kita sendiri megang segelnya, dan bahkan saya cek ke DPPR Balikpapan untuk memperlihatkan peta bola dunia. Pada saat di perlihatkan betul letak tanah tersebut berada di Salok Kaseng, itu kan tanah saya,” kata Ratih Faradila saat ditemui di lokasi tersebut sebelumnya, Rabu (18/12/24).
Dia berharap kepada Kapolda Kalimantan Timur dan seluruh jajaran penegak hukum bantu pihaknya sebagai masyarakat kecil untuk menyelesaikan kasus ini. “Kami sebagaimana kami masyarakat kecil selalu merasa tertindas,” katanya.
Saat pihak media menemui Panglima Ibas di Kota Balikpapan untuk memperjelas mengenai tanah milik Ratih yang diklaim oleh oknum preman.
“Saya Basuki Rahmat atau lebih populernya Panglima Ibas berkata, jika ada masyarakat kecil yang tertindas saya ada di barisan terdepan untuk membela kebenaran dan memperjuangkan hak-hak masyarakat kecil,” kata Panglima Ibas, Kamis 20 Desember 2024.
Panglima Ibas mengatakan jujur saja ketika ada masyarakat meminta tolong kepadanya, dia tidak serta merta saya langsung terima melainkan dia melakukan penyelidikan terlebih dahulu bahkan memaka sampai satu bulan lamanya baru bisa membantu memperjuangkannya. “Saya perhatikan masih banyak mafia tanah di Balikpapan. Saya perhatikan Ratih Faradila ini proses pembuatan surat pengajuannya IMTN terlihat terkesan diatur,”sebutnya.
Dia berpesan kepada pihak kepolisian khususnya Kapolda Kalimantan Timur dengan adanya kasusnya Ratih Faradila kita tahu bahwa pihak tersebut juga sudah melaporkan ke Polda Kalimantan Timur agar proses itu terus tetap berjalan jangan sampai pihak kepolisian menganggap hal ini biasa -biasa saja, apalagi diketahui bahwa kasus ini juga pernah berjalan di Polresta Balikpapan tapi tidak berjalan. Sehingga dari pihak kuasa hukum kuasa hukumnya menaikkan kasus ini ke Polda Kaltim.
“Harapan kami semoga kasus ini cepat terselesaikan dan ada titik terang terutama kepada pihak ahli waris,” pungkasnya. (Samsul/Umarali/Tim)
