Oleh : Asma Sulistiawati (Pegiat Literasi)
Rajab adalah bulan yang unik dan mulia, yang tergolong dalam empat bulan haram (mulia) dalam kalender Hijriah, bersama dengan Muharram, Zulkaidah, dan Zulhijah. Bulan-bulan haram ini merupakan waktu-waktu penting ketika Allah melipatgandakan dosa dan pahala untuk setiap perbuatan. Imam Syafi’i mencatat pentingnya amal selama masa-masa ini, dengan merujuk pada ajaran Ibnu Umar dan Ibnu Abbas tentang peningkatan tebusan bagi pembunuhan yang salah yang dilakukan selama periode suci ini.
Selain itu, berperang dilarang keras selama bulan-bulan haram ini, sebagaimana dinyatakan dalam Surah Al-Baqarah, ayat 217. Sangat penting, khususnya di bulan Rajab, untuk menahan diri dari perbuatan salah, sebagaimana ditekankan dalam Surah At-Taubah, ayat 36. Sering disebut sebagai Rajab al-Asabb, atau “Berlimpah”, bulan ini ditandai dengan berkah dan rahmat Allah yang tak terhitung banyaknya.
Rajab juga dikenal sebagai bulan pertobatan dan memohon ampunan melalui istighfar. Bulan ini diyakini juga bahwa setan sedang ditahan. Banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam juga terjadi di bulan Rajab, seperti hijrah pertama umat Islam ke Habashah (Ethiopia) pada tahun kelima kenabian dan tahun kelima Hijrah. Selain itu, peristiwa ajaib Isra dan Mi’raj, di mana Nabi Muhammad menerima perintah untuk salat, terjadi di bulan ini. Periode ini juga menyaksikan perubahan signifikan, termasuk pengangkatan Nabi sebagai pemimpin bagi seluruh umat manusia dan pergeseran arah kiblat dari Baitul Maqdis (Masjid al-Aqsa) ke Kakbah di Mekkah.
Di pertengahan Rajab, setelah hijrah Nabi ke Madinah, pasukan yang dipimpin oleh Abdullah bin Jahsy terjadi yang menjadi panggung untuk Pertempuran Badar pada tahun kedua Hijrah. Pada tahun kesembilan Hijriah, perang Tabuk melawan Kekaisaran Romawi berlangsung. Selanjutnya, pada tahun ke-14 H, umat Islam di bawah pimpinan panglima Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah dan Khalid bin al-Walid berhasil membebaskan kota Damaskus. Pembebasan Baitul Maqdis yang bersejarah itu terjadi pada tanggal 28 Rajab 583 H atau 2 Oktober 1187 M yang dipimpin oleh pemimpin besar Al-Ayubi. Kemenangan ini membuat azan kembali berkumandang di dalam tembok Masjidil Aqsha setelah 88 tahun lamanya dijajah oleh Tentara Salib.
Marilah kita manfaatkan bulan yang penuh berkah ini dengan memperbanyak amal shaleh dan memperdalam ketaqwaan kita. Jatuhnya Khilafah Turki terjadi pada bulan Rajab, tepatnya pada tanggal 28 Rajab 1342 H yang bertepatan dengan tanggal 3 Maret 1924 M. Peristiwa penting ini didalangi oleh Mustafa Kemal Ataturk yang khianat, semoga ia dikutuk. Dengan bubarnya Khilafah Islam Turki, sistem pemerintahan yang pernah memandu kehidupan sosial dan negara digantikan oleh sistem sekuler.
Berbagai peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Rajab menjadi pengingat bagi umat Islam akan pentingnya dan kemuliaannya. Bulan ini memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk mengabdikan diri pada amal saleh, dengan yang terpenting adalah tindakan dakwah, untuk membangkitkan kesadaran akan kemegahan Islam. Di dunia saat ini, banyak umat Islam menderita ketidakadilan. Runtuhnya Khilafah telah menyebabkan terkikisnya kekuatan dan kehormatan kaum Muslim. Contoh saat ini, seperti genosida yang sedang berlangsung di Palestina, menjadi contoh penderitaan ini. Banyak umat Islam mendapati diri mereka seperti anak ayam yang tersesat, tidak terlindungi, dan rentan terhadap ketidakadilan yang merajalela di sekitar mereka.
Sangat penting bagi kita untuk menumbuhkan kesadaran baru di kalangan umat Islam melalui upaya dakwah yang efektif. Komunitas harus memahami tanggung jawab kolektif mereka untuk bersegera menuju penegakan kembali Khilafah. Sejarah telah membuktikan bahwa kebangkitan Khilafah sangat penting untuk mengembalikan harkat dan kemuliaan umat Islam. Marilah kita bersatu sebagai umat Islam dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad, berjuang dengan sungguh-sungguh untuk menegakkan kembali Khilafah Islam sesuai dengan Manhaj kenabian.
Wallahu A’lam